Rabu, 09 Juli 2014

ANAK TITIPAN TUHAN

BASIC IDE:
Secara simbolik cerita ini mengusung tema spirit of live social generasi yang terabaikan.
"Anak Titipan Tuhan", adalah kisah yang menceritakan kehidupan anak-anak  jalanan yang hidup dikota Jakarta, terlahir dari RAS dan latar belakang  yang berbeda, namun menjadi satu kesatuan dalam kerasnya perjuangan  hidup dikota besar. persahabatan, harapan, kepedulian antar sesama dan tragedi terangkum menjadi satu. Fenomena anak-anak jalanan ini terasa dekat dengan kehidupan nyata. Kisah Kehidupan dalam film ini adalah potret nyata bagi kondisi sosial generasi bangsa Indonesia yang terabaikan. Mereka hanya punya satu harapan "ingin sekolah"
Film ini didedikasikan untuk anak-anak Indonesia yang hidup dijalanan. 

Anak Jalanan yang bertahan hidup dalam mencari jalan menuju masa depannya. Masa depan yang dibenaknya penuh kasih sayang. Terlantar dijalan karena kehilangan kasih sayang orang tua. 
Untuk mendapatkan setitik cahaya masa depannya, mereka butuh Kasih Sayang dan Pendidikan.

FAKIR MISKIN DAN ANAK-ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH NEGARA.
(UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1)


BASIC STORY:
Ini adalah kisah kehidupan tiga anak jalanan yang bertahan hidup di Jakarta dalam mencari jalan menuju masa depannya. Masa depan yang dibenaknya penuh kasih sayang. Ketiganya terlantar di jalan karena kehilangan kasih sayang orang tua. Kehidupan Jalanan yang serba gamang, selalu was was dan penuh kecurigaan, membuat ketiga anak jalanan itu terlibat dalam suasana keras yang menegangkan. Ketiganya dipaksa untuk terus bertahan hidup dari kekerasan dan human trafficking. kekasaran kehidupan di jalanan. Melalui persahabatan yang diikat oleh harapan masing-masing anak untuk mendapatkan setitik cahaya masa depannya, ketiganya butuh kasih sayang dan pendidikan. Kisah ini mewakili kisah hidup jutaan anak-anak Indonesia yang hidup dijalanan.

Inilah gambaran nyata kehidupan anak-anak jalanan yang butuh kehadiran negara untuk mengatasinya. Jangan sampai mereka menjadi korban keganasan dan keliaran hidup sementara para elite negara ini terus sibuk menyamankan dirinya. Anak-anak jalanan ini butuh perhatian, pendidikan dan kasih sayang. Mereka menjadi anak jalanan karena dipaksa oleh kondisi dan keadaan yang tak tercipta menjadi lebih baik.


Semoga dengan paparan kisah ini, kita semua, di samping kewajiban negara, menjadi peduli menjaga, merawat dan mendidik anak-anak kita agar tidak terlantar di jalanan. Atau, setidaknya, kita punya hati nurani untuk menolong dan menyelamatkan anak-anak yang terlantar di jalan agar tidak menjadi korban kekerasan dan kekasaran kehidupan kota besar seperti Jakarta. Semoga...



Silahkan untuk menonton teaser film di saluran: Ayi Dilaga
http://youtu.be/WikzTl8H0-4

Follow me on twitter:
@ayi_dilaga

Follow me on facebook:
http://facebook.com/ayi.dilaga.1


Rabu, 19 Februari 2014

MAKSUD dan TUJUAN

MAKSUD: Film secara pasti dapat menjadi alat dokumentasi kekayaan budaya adat Indonesia beserta kekayaan rumah adat dan seni ukir tatacara perkawinan adat dan busana adatnya keaneka ragaman karya seni lukis, seni ukir dan patungnya serta keistimewaan kuliner daerahnya. Kekayaan wisata Indonesia dengan seluruh kekayaan-kekayaan ini jika dapat dihadirkan dalam isi cerita film panjang yang tayang dibioskop, maka dunia pariwisata Indonesia dengan sentuhan-sentuhan kekayaannya, dapat dihadirkan dalam berbagai film dokumenter. Dapat juga kekayaan industri pariwisata Indonesia di formatkan dalam film yang dikhususkan untuk ditayangkan melalui berbagai media-media komersial sampai kepada new media.


TUJUAN: Kekayaan dan keaneka ragaman seni budaya bangsa harus terus menerus digali dieksplorasi demi kepentingan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selain itu kami berkewajiban untuk memberi pembelajaran kepada masyarakat Indonesia melaui visualisasi karya gambar agar dapat dipahami dan dimengerti dalam upaya untuk mencintai hasil karya budaya bangsanya sendiri. Oleh sebab itu peranan dari semua pekerja film akan sangat dibutuhkan bagaimana teknik pengemasan-pengemasan sesuatu yang khan Indonesia dalam bentuk film dipastikan akan menyatukan multi fungsi tunggal, bagaimana ujian kemampuan, kepiawaian, ketangguhan dan profesionalitas dari pekerja film Indonesia untuk mengemasnya dengan baik dalam menyajikan film yang layak ditonton dan menuntun masyarakatnya sekaligus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam membantu proses pembelajaran kebudayaan kepada masyarakat pada khususnya dan pengembangan dunia pariwisata pada umumnya. 

V I S I dan M I S I



V I S I
   Dalam persaingan yang cukup keras dan ketat di dunia film dan entertainment saat ini maka kami merasa tertantang dan terpanggil untuk membuat karya-karya film khususnya film pendidikan, budaya dan pariwisata yang menampilkan wajah film budaya Indonesia yang mempunyai nilai-nilai budaya dan aspek-aspek sosial yang membumi, dengan garapan-garapan dan kemasan yang apik dan berkualitas serta   layak menjadi tontonan dan tuntunan yang menarik bagi masyarakat baik dalam maupun luar  negeri.

   Tidak kami pungkiri bahwa ada kecenderungan dari berbagai produksi-produksi lain yang lebih mengutamakan aspek komersial saja daripada mempertimbangkan aspek idealisme, dalam menghasilkan sebuah karya seni tidak kecuali hasanah perfilman Indonesia dalam beberapa hal masih sering terjadi persinggungan  antara dunia seni film dengan komersialisasi. Maka terciptalah film horor yang berbalut sensualitas atau film esek-esek yang berbalut komedian. Begitu pula dengan aksi-aksi panggung para artis-artis selebritas yang selalu mempertontonkan sikap-sikap dan prilaku yang bertentangan dengan norma-norma ketimuran maka disinalah letak kehormatan-kehormatan dan reputasi para artis film, pelaku seni dan pekerja film dipertaruhkan.

   Dengan dasar keprihatinan atas kondisi-kondisi tersebut maka kami melalui Acting Course yang kami miliki kiranya dapat mendidik, mengarahkan dan membina para calon-calon artis dan pekerja film yang beretika, bermoral, berbudaya dan bermartabat dengan pola sikap, pola laku, dan pola pikirnya.


   Dengan keseimbangan idealisme para artis pemain film dan pekerja film haruslah dapat menuntun dan membentuk selera masyarakat yang positif dan konstruktif yang pada gilirannya nanti film tidak hanya menuntut aspek komersial saja tetapi juga berperan sebagai basis pertahanan, kekuatan pembangunan dalam pembentukan mental dan watak bangsa (nation and character building) oleh karena itu visioner kami adalah film Indonesia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. dengan mengutamakan;
  1. Film harus memiliki unsur budaya nasional
  2. Film harus menanamkan nilai-nilai kearifan lokal
  3. Film harus mencerminkan jati diri dan karakteritas bangsa
  4. Film harus mengandung unsur-unsur pendidikan
  5. Film harus memberikan unsur penerangan
  6. Film memiliki nilai hiburan


M I S I
   Seiring dengan berjalannya waktu kami semakin mantap dengan dedikasi dan intregritas tinggi siap untuk bersaing dalam dunia perfilman dan entertainment dengan lebih mengedepankan mutu dan kualitas dalam menghasilkan film-film dan hiburan yang bermutu, oleh karena itu dengan intregritas kami akab bekerja. Didalam kerangka dan tekat untuk membina dan mempertahankan martabat bangsa melalui kekuatan seni, budaya dan film hanya mungkin, jika melibatkan seluruh potensi-potensi yang ada untuk bersama-sama memelihara nilai-nilai luhur dan falsafah bangsa termasuk didalamnya adalah seni budaya dan film sehingga berpegang teguh pada norma-norma ketimuran yang santun dan beradab.

   Hal ini penting dikemukakan mengingat didalam perkembangan dan dinamikanya unsur seni budaya dan film sebagai budaya nasional sedang diposisikan sebagai kanal masuknya pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma bangsa sekaligus seni budaya dan film adalah merupakan pilar-pilar dan benteng pertahanan didalam menghadapi penetrasi budaya-budaya asing yang cenderung destruktif terhadap nilai-nilai luhur dan falsafah luhur bangsa.


   Pengembangan potensi adat istiadat budaya dan film juga merupakan wujud nyata dari upaya kami didalam menggali, melestarikan dan mengembangkan kejayaan dan kekayaan alam dari budaya yang kita miliki guna mendorong pengenalan dari nilai-nilai luhur dan kekayaan bangsa nusantara. Pemahaman akan nilai-nilai luhur budaya bangsa akan mendorong apresiasi yang tinggi kepada budaya yang kita miliki, sekaligus menjadi bagian dari pembangunan karakteritas bangsa menuju bangsa yang maju, unggul dan bermartabat. Terkait dengan pasang naik dan pasang surutnya semangat kebangsaan kita, sering kali dipengaruhi oleh aspek kualitas dan moralitas maka setiap karya seni, budaya dan film yang dihadirkan dalam arti luas akan sangat mempengaruhi pandangan, sikap dan perilaku masyarakatnya.

   Kami berkeyakinan bahwa senantiasa berkomitmen dengan intregritas dan semangat kebangsaan untuk tetap mengawal esistensi seni, budaya dan film sebagai warisan budaya nasional merupakan perisai yang kokoh didalam mempertahankan identitas bangsa.








Minggu, 26 Januari 2014

LATAR BELAKANG:SENI, BUDAYA dan FILM


Seni, Budaya dan Film Indonesia
  1. S E N I: Merupakan satu embrio dari tujuh unsur universal kebudayaan yang ada. oleh sebab itu seni dalam kebudayaan dapat dipahami sebagai usaha-usaha manusia untuk memenuhi dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan melalui Kreasi Akal, Budi.
  2. BUDAYA: Merupakan hidup manusia, Manusia sebagai mahluk sosial yang dihadirkan dalam pangkuan budaya pada awalnya budaya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya, dan seutuhnya manusia sangat peka terhadap budaya yang dipangkunya. Karena itu budaya merupakan landasan filosofi yang mendasari sifat dan prilaku manusia.
  3. F I L M: Seting cerita sebuah film bila ini disepakati merupakan jembatan sederhana yang menghubungkan otak-otak penonton dalam berkhayal dari realitas terdekatnya, baik itu cerita nyata maupun cerita rekaan atau film futuristik, seting cerita pada galsturpn dapat menyulap hal jauh menjadi sebuah proksimitas geografis dan proksimitas physikologis kemudahan manusia untuk berimajinasi terbentang luas saat jeljah otak manusia dipersatukan dengan realitas. Bentukan - bentukan terhadirkan didepan mata tak ayal, seting cerita menjadi potensi tersendiri dalam kapital perfilman untuk menjangkau penonton, gerak khayal dalam menyusul cerita akan selalu berusaha dikaitkan dengan sudden seting yang ditangkapnya. Kesetiaan penonton untuk mengikuti alur cerita film itupun dijaga oleh seting logis yang membuka peluang dialog dalam hati penonton puji-pujian atau cibir-cibiran bahkan maki-makian penonton selanjtnya tidak akan lepas dari kemampuan seting untuk menyambungkan isi cerita film secara keseluruhan.



Dalam bentuk Film dipastikan menyatukan multi fungsi tunggal



Rabu, 22 Januari 2014

PROFILE

A. Nama Perusahaan :      Ayi Dilaga  
                                         Production of Film and Entertainment
                                                   
                                                       1. Production House
                                         2. Acting Course
                                         3. Event Organizer
                                         4. Creative Design Program

B. Bidang Kegiatan    :

> Produksi Film { Promosi Ikllan, Dokumentasi, Layar Lebar, Sinetron dan FTV }
> Acting Course { Pendidikan Acting, Presenter dan Dubber }
> Event Organizer { Menyelenggarakan berbagai event lomba, Pagelan, Pameran,            Pekan Budaya, Seminar Nasional dan Loka Karya }
> Creative Design Program { TV }






Sabtu, 11 Januari 2014

DASAR PEMIKIRAN

Terilhami dari slogan yang dicanangkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2011 Wonderful Indonesia, maka kami production house Film dan Entertainment ingin turut serta berpartisipasi berkarya dan berekspresi didalam memajukan film-film yang bermutu, berkualitas, beretika, berbudaya dan bermartabat. Yang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan antara satu dan lainnya dalam Wonderful Indonesia. Artinya secara visioner menggambarkan kesatuan berbagai elemen-elemen pariwisata di Indonesia elemen-elemen itu adalah:


  1. Masyarakat (People)
  2. Budaya (Culture)
  3. Keindahan Nasional (National Beauty)
  4. Keindahan Alam (Natural Resources)
  5. Peluang Investasi (Opportunity Investment)


Menurut kami slogan Wonderful Indonesia sangat bagus dan pantas untuk mencerminkan keindahan alam indonesia yang Wonderful, siapa yang tidak mengenal Wakatobi, Raja Ampat, Bali, Lombok, Samosir dan lain sebagainya.

Karena kata kuncinya adalah Indonesia perlu menghadirkan dirinya bagi produksi sebuah film promosi pariwisata Indonesia. Secara inkerd perlu menyelip dan diselipkan dalam jalinan cerita film secara external.

Promosi Pariwisata Indonesia dapat dilakukan dalam berbagai ajang aktivitas perfilman International, cara termudah dan paling efektif adalah dengan menjadikan seluruh wilayah-wilayah Indonesia sebagai lokasi pembuatan film, pada titik ini menaranya adalah promosi Pariwisata Indonesia melalui film, tentu tidak harus dimaknai sebagai sarana promosi Pariwisata saja, pada titik lain, pada ragam lain, pada berbagai bentuk dan format lain, sebanyak-banyaknya kekayaan Indonesia yang di Pariwisatakan tetap harus hadir dalam bentuk promosi. Tentu irasional juga jika berharap bahwa semua sudut Indonesia bisa terhadirkan didalam film-film yang diproduksi, dan hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa raihan jangka pendek dan efek-efek promosi di panjang-panjangkan secara panjang pada konteks untuk mengangkat kekayaan budaya dan kekayaan pariwisata Indonesia.

Dengan menggunakan logika yang sama-sama sederhana banyak hal yang bisa difilmkan, dipromosikan, diiklankan dan di dokumentasikan tidak hanya untuk kebutuhan pariwisata saja, tetapi bahkan untuk keperluan Indonesia dimasa depan secara menyeluruh. Seperti tradisi kehidupan masyarakat Dayak, masyarakat Tengger, masyarakat Sasak, masyarakat Baduy, masyarakat Asmat. berbicara mengenai masyarakat adat dalam konteks Wonderful People tentu tidak akan pernah ada habis-habisnya karena, hal tersebut terkat dengan proses pembuatan, penghunian serta fungsi dari rumah-rumah adat di Indonesia, dimulai dari persuku, pergenerasi, perwaktu atau busana adat dan tarian-tariannya serta seni lukis, seni patung, seni ukir beserta kulinernya yang ada pada daerah masing-masing berbagai jenis.

Maka closingnya adalah pada masing-masing masyarakat akan sangat banyak yang bisa dimunculkan dari Indonesia, bakal banyak bisa difilmkan, dan pasti banyak yang bisa di dokumentasikan, diiklankan tentang Indonesia, baik dari sisi wisata maupun sisi lainnya kesemuanya ini apabila dikemas, digarap secara baik dapat menghasilkan Peluang-Peluang Investasi (Opportunity Investment).